-->

Doa dan cara berbakti kepada orang tua sudah meninggal beserta artinya

Perlunya doa untuk orang tua
 

Jasa orang tua kepada anaknya tidak mungkin akan bisa terbalaskan. Meskipun dibayar emas sebesar gunung pun, jasa orang tua terhadap anaknya sangat luar biasa. Bisa dibayangkan bagaimana ibu mengandung kita, membawa kita kemanapun dia pergi, meskipun sedikit mengeluh, tapi disertai senyum simpul membayangkan kita lahir ke dunia. Ketika akan lahir pun kita masih menyusahkan mereka, beliau masih berjuang dengan taruhan nyawa. Demi mendengar suara tangin kita, demi melihat seberapa cantiknya kita. Tidak hanya itu saja, setelah melahirkan pun, beliau masih punya tugas untuk menyusui hingga menyapih kita. 

Pernahkah kita berpikir berapa lama Ibu bersusah payah terhadap kita? kurang lebih selama 30 bulan, seorang Ibu mengandung hingga menyapih anaknya. Perjuangan Sang Ayah juga tak bisa dianggap enteng, bagaimana beliau menafkahi keluarganya, menjemput rezeki untuk istri dan anaknya dari bayi hingga dewasa.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Arab-Latin: 

Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā, ḥamalat-hu ummuhụ kurhaw wa waḍa'at-hu kurhā, wa ḥamluhụ wa fiṣāluhụ ṡalāṡụna syahrā, ḥattā iżā balaga asyuddahụ wa balaga arba'īna sanatang qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīn.

Terjemah Arti: 

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".


doa dan cara berbakti kepada orang tua sudah meninggal beserta artinya


Kisah anak dan orang tuanya
 
Ada sebuah kisah haru yang ingin saya bagikan. Seorang anak laki-laki yang manja dan iri, merasa tidak beruntung dibesarkan di keluarga yang serba kekurangan. Suatu ketika anak ini menginginkan sepeda motor persis seperti yang dimiliki teman baiknya. Memang, semua temannya sudah memiliki sepeda motor untuk dipakai ke sekolah. Hanya anak ini saja yang tidak memiliki sepeda motor.
 

Melihat teman baiknya akhirnya memiliki sepeda motor, anak tersebut merasa iri dan tumbuh rasa kekesalan kepada orangtuanya. "Mengapa aku dibesarkan di keluarga miskin?". Sepulang sekolah, anak tersebut akhirnya pulang dengan muka merah, dengan membawa amarah ke rumah. Lalu dengan emosi yang tinggi memarahi ibunya agar membelikan sepeda motor seperti temannya.
 

Dengan kondisi yang serba kekurangan, jangankan sepeda motor, makan pun seadanya, kebutuhan sehar-hari juga pas-pasan. Ibunya pun tidak menyanggupi permintaan anaknya. Mendengar jawabn ibunya, anak tersebut semakin marah dan ngambek, hingga berani memukul wajah lemah sang ibu. Ayahnya yang kebetulan baru pulang kerja, belum sempat melepas dahaga dan sejenak merebahkan tubuhnya melihat kejadian tersebut. Amarahpun muncul disertai dengan ayunan tangan kasar dari sang Ayah tepat ke wajah si anak dengan begitu kerasnya.
 

Melihat itu pun hati sang Ibu juga tak tega. Ibu mana yang tega melihat anaknya kesakita.
Tak terasa air mata meluncur dari sudut mata si anak, begitupun Ibunya. Akhirnya anak tersebut lari meninggalkan rumah berniat kabur dengan pakaian seragam yang dikenakannya. Tanpa berpikir panjang, si anak lari dengan kuat desertai tangin yang tak terbendung.
 

Singkat cerita, si anak tak terlihat bahkan menjelang tengah malam. Ibunya merasa sedih kenapa anaknya tidak pulang juga, hatinya terasa sakit bahkan lebih sakit dari pada pukulan anaknya.
 

Di lain tempat, si anak yang dari siang tidak sempat makan sampai hampir tengah malam pun belum memasukkan sesuap makanan pun ke dalam perutnya yang menggeliat, bahkan suara perutnya juga tak tertahankan saking laparnya. Beruntung, sebelum si anak pingsan karena kelaparan, ada bapak-bapak penjual makanan yang belum tutup, melihat kondisi si anak dan memberinya makan.
 

Si anak pun, merasa sangat lega mendapatkan makanan yang dia butuhkan. Dia pun makan seperti orang kesurupan, walaupun hanya makan nasi dan secuil ikan bandeng dan sambel.
Setelah perutnya terisi, si anak sangat berterima kasih kepada bapak penjual pinggir jalan tersebut. Si anak pun berkata bahwa bapak tersebut sangat baik mau memberi dia makan. Dia juga membandingkannya dengan orang tuanya yang tidak mengerti dirinya dan tidak mau memenuhi keinginannya.
 

Mendengar curhatan anak tersebut, bapak penjual terheran-heran dan berkata, "Nak, Aku cuma memberikan makan sedikit saja, dan kamu sangat berterima kasih kepadaku. Lantas bagaimana orang tuamu yang memberi makan kepadamu setiap hari? Bagaimana tetesan air susu ibumu yang keluar hanya untuk membuatmu terdiam dari tangismu? Bagaimana pakaian yang kau kenakan supaya, engkau tidak kedinginan?"
 

Mendengar pernyataan si penjual, bergetar hebat hati si anak seperti disambar petir, dan tak terbendung air mata yang membasahi pipinya. Lalu bergejolak hatinya seraya meratapi kesalahannya, "Oh Ibu maafkan dosaku, dengan tangan kotorku telah menampar pipi sucimu. Maafkan aku ayah, dengan keegosianku akn telah menghardikmu dengan sumpah serapah". Akhirnya si anak tergopoh-gopoh pulang untuk menemui ibu ayahnya, mencium kaki keduanya, serta miminta maaf atas segala kesalahannya.

Doa untuk orang tua
 

Semua yang bernyawa pasti mengalami mati. Ketika manusia meninggal terputuslah semua pahala dan amalan-amalannya. Namuan, ada pahala yang tetap bisa mengalir kepada orang yang sudah meninggal. Salah satu pahala yang tidak terputus adalah doa anak sholeh kepada orangnya.
 

Ada yang berpendapat orang yang mandul itu, bukan orang yang tidak memiliki keturunan, tetapi orang yang mandul kata Rasul salallahu 'alaihi wa salam adalah tidak meninggalkan anak yang sholeh. Maka bagi orang tua, ajarilah anak-anak anda cara mendo'akan orang tuanya.
 

Berikut doa kepada orang tua yang masih hidup atau yang sudah meninggal :

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا

Allahumma fighfirlii wa liwaa lidhayya warham humaa kamaa rabbayaa nii shokhiroon

Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, baik ibu dan bapakku, kasihanilah keduanya seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.

Baca juga : Orangtua yang harus dihormati terlebih dahulu sebagai pintu surga

Cara berbakti kepada orang tua

Do'a yang anak panjatkan kepada orang tuanya harus terus senantiasa terucapkan dari si anak. Do'a ini lah yang menjadi pahala yang ditunggu-tunggu oleh orang tua walaupun.
Doa untuk orang tua akan selalu mengalir meskipun orang tua sudah meninggal. Bagi orang tua yang sudah meninggal kita tetap bisa berbakti kepada mereka dengan selalu mendoakan mereka, dengan doa di atas.
 

Jika orang tua masih diberikan nikmat sehat dan umur panjang, maka seorang anak berkwajiban untuk berbakti kepada keduanya. Berikut cara berbakti seorang anak kepada orang tua :

1. Mentaati perintah kedua orang tua

Selama perintah orang tua tidak bertentangan dengan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Namun, apabila perintah orang tua bertentangan dengan perintah Allah subhanahu wa ta'ala, maka kita tidak boleh melaksanakan orang tua, cukup menghormati dan berbakti saja kepada mereka.

2. Sopan santun

Berperilaku sopan santun mencerminkan kita menghargai kepada orang tua, tidak berlaku kasar, tidak meninggikan suara dihdapan keduanya.

3. Menghormati

Meskipun pendidikan yang tidak tinggi, meskipun miskin, meskipun tidak berdaya mereka tetaplah orang tua kita. Jangan sampai dengan kekayaan kita, dengan kekuasaan kita membuat kita lupa betapa kerasnya perjuangan mereka.

4. Berkata baik

Jangan membentak orang tua, jangan melebihi suara mereka. Terkadang orang tua hanya memberi satu saran, tapi kita menjawabnya dengan beribu jawaban. Berkata baik walaupun mereka sedang marah, jangan malah ikut-ikutan marah. Karena ridho Allah subhanahu wa ta'ala adalah ridho orangtua.
Jangan membangkang perintah mereka, meskipun dengan kata "Ah..." sekalipun.

5. Menjaga nama baik

Perilaku anak pastinya menjadi cerminan masyarakat menilai orang tuanya. Maka, ketika anak melakukan perbuatan tercela, pasti dilihat siapa orang tuanya.

6. Membantu dan memudahkan pekerjaan mereka

Seiring bertambah usia, tenaga mereka akan berkurang, maka kewajiban kita untuk membantu pekerjaan mereka, dan meringankan kebutuhan-kebutuhan mereka.


Semoga orang tua-orang tua kita selalu dirahmati oleh Allah subhahu wa ta'ala dan ditempatkan di tempat yang terbaik, yaitu surga-Nya. Aamiin.
LihatTutupKomentar